Hai ini pertama kali aku buat dan post cerita fanfict. Semoga aja ada yg baca*hehe. Happy reading!!
Leave a comment if you want!
Hate it? Just don't read it!!
No bash.
No plagiator.
Xoxo,
Tittle : Sharp Eyes
PG : All
Genre : fantasy, romantic,little comedy(?)
Cast :
-D.O as kyungsoo /dr.Do (di RS)
-OC (pict by Yui aragaki) as Oh Yui
-OC as Oh Yoojin (Yui's oppa)
-other
Disclaimer :
Disini cuma meminjam nama pemain saja. Seluruh cerita hanya fiktif belaka. Apabila ada kesamaan nama, cerita, lokasi,waktu,tahun,alur dan backsound itu kebetulan semata.^^
*** Seoul Hospital ***
Titt....ttt
Dokter Do!! Dokter Oh Yoojin dalam keadaan kritis. Para dokter dan perawat segera berlari menuju menuju ruangan.
"Apa yang terjadi!!" Seorang yeoja (perempuan) terlihat berusaha masuk ke dalam ruang darurat namun dilarang oleh para perawat. Yeoja muda itu akhirnya menyerah dan duduk di kursi dengan matanya yang memerah.
Terlihat di tangan juga di dahinya balutan perban yang masih baru.
Beberapa waktu kemudian seorang dokter keluar dari ruang darurat.
"Apa yang terjadi. Yoojin oppa! Dia baik baik saja kan. Apa sekarang aku boleh masuk..
"Mianhae Yui..
"Ah benar..aku tidak boleh masuk karena dia belum sadar dan butuh istirahat kan" jawab Yui.
"Aku benar benar minta maaf ..
"Kenapa kau terus meminta maaf. Yoojin oppa dia akan segera sembuh. Ah aku akan membelikan makanan kesukaannya saat dia sadar nanti pasti dia lapar" air mata Yui mulai menetes keluar terus menerus.
"Yui-ah kumohon dengarkan aku. Yoojin, dia sudah pergi" ucap Kyungsoo.
"Aniyo....... tidak mungkin. Bagaimana kau bisa bercanda, itu tidak mungkin". Ucap Yui dengan ekspresi tawa namun air matanya tak bisa ditahan lagi.
Kaki Yui mulai terasa lemas hingga ia tak mampu menahan tubuhnya sendiri.
"Kau juga terluka.Kau butuh perawatan" Kyungsoo mencoba membangunkan Yui.
"...Kau berbohongkan. Yoojin oppa dia bilang tidak akan meninggalkanku. Kau pasti berbohong!" tangisan Yui tidak terkendali lagi.
Ia begitu kehilangan satu-satunya keluarga yang ia miliki di dunia ini.
**Usai Pemakaman**
Yui masih berdiam diri memandangi foto kakaknya di rumah duka tersebut. Ia tidak peduli saat tempat itu sudah sepi dan para petugas mulai membersihkan karangan bunga diruangan itu.
"Yui-ah kau bisa tinggal dirumah paman dan bibi sekarang, rumah itu terlalu besar untukmu sendiri kau pasti akan kesepian".Ucap paman sebelum pergi meninggalkan Yui.
"Kajja, aku akan mengantarkanmu ke ruang perawatanmu." Kyungsoo mengambil foto Yoojin dan menarik tangan Yui pergi.
"... " Yui melepaskan tangan Kyungsoo.
Prankk.. kk Yui membanting foto Yoojin.
"Apa yang kau lakukan" Tanya Kyungsoo.
Kyungsoo kemudian mengambil dan mengumpulkan pecahan kaca juga foto Yoojin.
"Untuk apa membawa foto itu. Aku tidak membutuhkannya lagi dia orang jahat,dia berjanji tidak akan meninggalkanku sendiri,tapi kenapa dia tidak menepatinya. Setidaknya kalau dia ingin pergi dia harusnya mengajakku bukan meninggalkanku seperti ini" teriak Yui dengan mata merah berkaca kaca kemudian berjalan pergi sendirian.
"Kau salah, dia tidak meninggalkanmu sendirian Yui-ah"
Ucap Kyungsoo sambil memandang Yui yang sudah pergi dengan taksi.
****
Seoul hospital
"Aku tidak percaya bahwa dokter Yoo akan pergi secepat itu. Dia masih begitu muda."kata Dokter Cha Yura
"Benar. Bahkan sopir truk yang menabrak mobil dokter Oh Yoo dan adiknya melarikan diri" ucap dokter Jang Woon
"Aku benar benar kasihan pada Yui. Dia sekarang tidak punya siapa-siapa aku dengar orangtua mereka juga meninggal karena kecelakaan mobil" jawab dokter Cha.
"Apa yang sedang kalian lakukan. Apa kalian tidak ada pekerjaan,bukankah kalian harus melihat kondisi pasien" ucap dokter Min ah.
"Kita baru saja akan melakukannya. Ayo dokter Jang."ucap dokter Cha lalu keluar ruangan bersama dokter Jang.
Dokter Min ah kemudian memandang sedih ke arah meja kerja dokter Oh Yoo yang kini telah kosong. Matanya mulai meneteskan air mata,tetapi ia segera menghapusnya saat dokter Do masuk.
"dr.Min kau belum pulang?"tanya dr Do Kyungsoo.(kalau di rumah sakit aku panggil dr. Do atau kyungsoo ya)
"A Belum. dr.Do kau sendiri dari mana aku kira kau sudah pulang?"jawab dr. Min
"Aku ada urusan sebentar."Jawab dr.Do sambil memakai jaket dan tas ranselnya.
"Oh..ya Yoojin dongsae apa dia baik-baik saja. Setelah pemakaman kemarin dia tidak kembali ke sini. Walaupun dia hanya terluka ringan di luar tapi kita belum memeriksa lebih lanjut apa terdapat luka dalam." Tanya dr. Min
"Aku akan mengurusnya."jawab dr.Do lalu berjalan pergi.
**Rumah Yoojin & Yui**
Yui masih menggunakan baju kemarin yang ia kenakan saat dihari pemakaman. Ia terlihat sedang berbaring diranjang sambil memasang headphone di telinga dan menutup matanya, terlihat satu kardus besar yang berisikan album maupun bingkai foto semua keluarga Yui disampingnya.
Disisi lain Kyungsoo (diluar RS,aku pgl kyungsoo aja ya*) sedang berada di depan pintu rumah Yui.
Dia membunyikan bel di rumah itu. Meskipun Yui mendengarnya,namun ia tidak bergerak dari posisinya. Terlihat di sudut matanya yang tertutup mengalir air matanya. Kyungsoo akhirnya meletakan susu kotak dan roti yang ia bawa di depan pintu lalu ia pergi.
Dari dalam Yui melihat melalui jendela saat Kyungsoo berjalan pergi dari rumahnya.
Yui lalu mengambil kotak kardus disampingnya tersebut membawanya keluar rumah dan meletakannya disamping bak sampah, saat akan masuk kembali kerumah ia melihat susu kotak dan roti kesukaannya.
Ia pun mengambilnya dan memakannya sambil menangis mengingat kenangan kakaknya yang selalu memberinya roti dan susu saat ia sedang sedih atau kesal sehingga Yui merasa lebih baik.
Pagi keesokan harinya sebuah mobil berhenti di depan rumah Yui. Kyungsoo pun keluar dari dalam mobil silver itu seperti hari kemarin ia juga membawa makanan kesukaan Yui. Ia berjalan menuju pintu rumah tersebut.
"Tuan, apa kau ingin bertemu dengan nona yang tinggal disini sepertinya kau terlambat tadi nona itu sudah keluar."ucap seorang ajjushi petugas kebersihan.
"Iya,terimakasih. Aku akan menemuinya nanti kalau begitu ". Ucap Kyungsoo.
"Tunggu... Aku melihat ini di tempat sampah rumahnya. Sepertinya ini barang penting. Apa dia benar benar akan membuang ini?" tanya ajjushi itu sambil memberikan kotak kardus tersebut.
"Oh..kalau begitu aku akan menyimpannya". Ucap Kyungsoo lalu kembali ke mobilnya.
Di dalam mobil ia membuka kotak kardus tersebut yang ternyata berisi foto Yui dan keluarganya.
**
Ini adalah hari pertamamu bekerja. Kalau kau merasa kesulitan kau bisa bertanya padaku atau yang lain. Untuk sementara kau membantu editor Han dulu,karena buku yang dia kerjakan itu harus segera terbit bulan ini juga dan masih banyak yang belum selesai diedit.
"Editor Han, dia adalah pegawai baru dan sementara dia akan membantumu sampai buku yang terbit bulan ini selesai".
"Baiklah,tugasmu untuk sementara membantuku mengedit buku ini. Setelah itu kau bisa menjadi editor dan namamu juga akan ditampilkan dibuku. Oh iya karena editor sebenarnya kau tidak perlu masuk kerja setiap hari. Kau bisa mengirim hasil pekerjaan lewat email. Tapi kau harus siap2 datang kekantor saat ada urusan penting. Hanya itu saja."
"Ne. Mohon bimbingannya" ucap Yui.
Waktu menunjukan pukul 23.00 KST. Kyungsoo menunggu Yui di depan rumahnya. Ia melihat Yui yang berjalan menuju rumah.
"Kenapa kau pulang larut sekali.."tanya Kyungsoo saat menghampiri Yui.
"A..apa yang kau lakukan disini." tanya Yui heran.
"Kau baik baik saja?"
"... " Yui hanya mengangguk pelan.
"Apa kau sudah makan? Bagaimana kalau aku mentraktirmu?" ucap Kyungsoo
"Aku sudah makan. Kenapa kau datang kesini!..
"Ah..kenapa? Apa tidak boleh?" elak Kyungsoo
"Aku baik baik saja. Kau tidak perlu merasa kasihan padaku. Aku akan hidup dengan baik." ucap Yui
"Kasihan? Menurutmu kenapa aku harus kasihan kepadamu. " Ucap Kyungsoo
"...." Yui hanya diam dan mengalihkan wajahnya saat mata kyungsoo menatapnya tajam.
"..Masuklah kedalam dan istirahat ini sudah sangat larut. Juga kau harus datang ke rumah sakit besok" ucap Kyungsoo lalu berjalan menuju mobilnya.
****
Rumah Kyungsoo
Kre..k
Seorang wanita berjalan menuju ke arah sumber suara tersebut.
"Kau baru pulang?" ucap wanita tersebut.
"Ne. Kapan ibu pulang dari New York" ucap Kyungsoo
"Tadi sore. Tapi ayahmu masih disana seminggu lagi. Apa kau sudah makan malam?Aku sudah menyiapkan..."
"Aku sudah makan" jawab kyungsoo lalu berjalan pergi kekamarnya.
"Ah.Baiklah kalau begitu.."terlihat perasaan kecewa di wajah ibunya.
***Seoul Hospital
"A..dokter Do selamat pagi" tanya dokter Cha Yura saat bertemu di lift.
"Pagi! Tidak biasanya kau datang pagi pagi." tanya dr.Do
"Ah..tentu saja! Kau tidak taukan bagaimana kejamnya dokter Min ah kalau aku sampai terlambat satu detik saja."seru dr. Cha Yura
"...tapi bagaimana keadaan adik mendiang dr.Yoo apa dia baik baik saja?" Sambung dr.Cha Yura
"Aku belum tahu pasti" jawab dr Do
"Dokter Min, dokter Cha,dokter Do, dan dokter Jang kebetulan kalian sedang berkumpul disini pagi ini. Aku hanya ingin menyampaikan kalau akan ada dokter baru yang bertugas disini dia akan mulai masuk Jumat depan"Ucap Dokter Kepala Departement medis.
"Kami mengerti, kami akan mempersiapkannya"Ucap Dokter Min
Dokter Do hanya memandang wajah dokter Min yang terlihat sedih.
"Baiklah kalau begitu " Jawab Dokter kepala Departement medis kemudin berjalan pergi.
Dokter Cha melihat kearah dokter Min yang matanya mulai berkaca-kaca.
"A..aku akan memeriksa pasien.Ayo dokter Jang" Dokter Cha menggandeng lengan Dokter Jang dan menyeretnya pergi.
"Ya! bukannya kau bilang ingin makan dulu..."dokter Jang heran.
"Sudahlah ayo" Dokter Cha menutup mulut dokter Jang.
Dokter Min lalu beranjak ke meja kerja mendiang dr.Yoo ia mengambil buku buku diatas meja kerja dr.Yoo dan memasukkannya ke dalam kardus kotak.
"Pergilah aku yang akan membereskannya!"ucap dr.Do sambil mengambil barang barang di meja kerja dr.Yoo dan menaruhnya ke kardus.
Dokter Min tak mendengarkan ucapan dr.Do dan tetap mengambil buku buku dr.Yoo.
"Aku bilang aku yang akan membereskannya"dr.Do merebut buku tersebut dan menaruh ke dalam kardus.
Tapi dr.Min tidak peduli ia akan mengambil barang namun kali ini kedua tangan dr.Do menghentikan tangan dr.Min.
"Kenapa kau seperti ini? Apa kau saudaranya?" ucap dr.Do dengan nada keras.
"Siapa kau! Kau hanya anak kecil berhentilah mengurusi urusan orang lain"ucap dr.Min
"Kau benar!Aku mungkin seperti anak kecil bagimu. Tapi kenapa kau harus menangis,huh kau bukan siapa-siapanya!
"Apa katamu!" Ucap dr.Min keras sambil menarik tangannya.
"Bahkan adiknya pun kini bisa hidup baik.Kau tidak berhak menangisinya.Apa kau berusaha menjadi kekasihnya"tambah dr.Do
Plakk...
dr.Min menampar dr.Do dan pergi meninggalkannya. dr.Do hanya tersenyum datar sambil memegang pipinya dan menengok ke arah dr.Min pergi.
Ia kemudian duduk di kursi meja dr.Yoo dan membereskan semua barang-barang dr.Yoo. Ia membuka isi laci meja tersebut dan menemukan sebuah kotak dan pesan diatasnya.
(Flashback)
"Apa ini? Ini hadiah untuk kekasihmu?"tanya dr.Jang
"Benar. Ini untuk Yui."senyum Yoojin.
"Yui? Jadi bukan dr.Min orangnya?"tanya dr.Jang.
"Ya!Dia itu adik dr.Yoo! Kau ini!"ucap dr.Do
"Oh...benarkah? Karena kau sangat tampan pasti dia juga sangat cantik kenapa kau tidak mengenalkannya padaku"
"Huh? Tidak akan" Sahut dr.Yoo
"Wa..waeyo?"ucap dr.Jang
"Ck..cepat periksa pasien!"elak dr.Yoo sambil memukulkan kertas ke kepala dr.Jang
"Aku lagi?waeyo?? Hyung nim!.."dr.Jang berlari mengejar dr.Yoo tertawa dan pergi meninggalkan ruangan.
(Flashback end)
***
"Yui-a kau tidak makan siang?"tanya editor Han
"Ania. Masih banyak pekerjaan yang belum aku selesaikan" Yui tersenyum nyengir sambil memegang lehernya.
"Kau bisa lakukan itu nanti. Istirahatlah. Apa kau ingin aku pesankan makanan?"
"Aniyo,gwenchana. Aku tidak terlalu lapar" tolak Yui
"Baiklah..Tapi kau harus istirahat. Oke!"ucap editor Han memperingatkan.
Dreet..dreet..
Yui segera membuka panggilan telepon yang masuk.
"Pengacara Park ada apa?"ucap Yui datar
"Bisakah kita bertemu nanti sore?"
"Apa ada sesuatu yang penting? Aku sangat sibuk hari ini"
"Ada hal penting yang ingin kusampaikan padamu"
"Baiklah aku akan mengusahakannya" Yui menutup telepon. Ia memegang kepalanya yang mendadak terasa pusing.
Pengacara Park merupakan pengacara pribadi sekaligus teman mendiang ayahnya. Bahkan mereka mengganggap pengacara Park dan keluarganya sudah seperti keluarga sendiri.
dr.Do membawa seluruh barang barang dr.Yoo ke dalam mobilnya yang ada di parkiran. Ia lalu menekan panggilan ke sebuah nomor di handphone nya.
- - -
Yui berlari kecil menuju restaurant yang dimaksud pengacara Park. Ia tidak menyadari handphone didalam tasnya bergetar.
"Maafkan aku"ucap Yui menunduk
"Tidak apa apa. Aku yang memaksamu datang saat kau sedang sibuk" Ucap Pengacara Park.
"Aniyo"
"Kau sudah sehat? Aku dengar sekarang kau sudah bekerja di penerbitan"
"Ne. Aku tidak terluka. Apa ada sesuatu yang penting"
"Ini mungkin akan sulit bagimu. Tapi kita harus menemukan pelaku penabrakan kalian. Polisi sudah melacak setiap cctv di lokasi kejadian tapi pelakunya benar benar tidak menampakan wajahnya.Perusahaan truk box tersebut juga mengatakan bahwa orang tersebut bukanlah pegawai mereka.Apa mungkin kau mengingat ciri ciri pelakunya?.....
"Aniyo..Aku tidak ingat" Yui terdiam
****
Yui berjalan dengan langkah lemah menuju halte bus,tidak dia bahkan melewati halte bus tempat dia selalu menunggu bus untuk pulang, ia berjalan terus sampai dia berhenti di penyebrangan jalan yang menunjukan tanda merah untuk para pejalan kaki. Yui kembali teringat kata kata yang seakan tidak ingin ia percayai
"Apa mungkin kau mengingat ciri ciri pelakunya..
Ini bukanlah sebuah kecelakaan lalu lintas biasa. Ini sudah direncanakan."
Tangisan Yui mulai terdengar dan tubuhnya lemas ia pun memilih berjongkok sambil memegang kepalanya yang terasa pusing lagi.
Ting!
Sinyal pejalan kaki berubah menjadi hijau. Orang orang pun mulai menyebrang,walaupun tidak sedikit yang menoleh ke arah Yui yang masih menangis di posisinya.
Yui merasa pergelangan tangan kirinya digenggam oleh seseorang. Ia mendongakkan wajahnya yang keatas melihat wajah orang itu. Tapi lelaki tersebut justru menekuk lututnya dan memeluk Yui. Tangannya pun menepuk-nepuk punggung Yui.
***
"Hajima...."bisik nya di telinga Yui. Kini ia bisa melihat wajah lelaki di hadapannya itu dengan jelas ,Kyungsoo lah orangnya.
Tinnt...tinnttt....tinnt...
Sementara itu mobil Kyungsoo yang tidak segera berjalan saat lampu merah membuat para pengemudi lain terhalangi.
***
Di dalam mobil
Yui hanya terdiam sambil kedua tangannya menggenggam tali sabuk pengaman yang melingkar di tubuhnya.
Kyungsoo sekilas menoleh ke wajah Yui.Tidak ada sepatah kata yang terdengar dari mulut kedua orang di dalam mobil itu sampai mereka tiba di rumah Yui .
"....Terimakasih "ucap Yui dengan tenang.
"Seharusnya kau datang ke rumah sakit hari ini"
"Aku tidak bisa. Ini hari pertama ku bekerja"Elak Yui
"Kau bekerja di penerbitan Seongnam?. Apa menyenangkan?"
"Hm .. Bagaimana kau bisa tahu. Apa aku pernah bilang itu" Yui bertanya.
"Aniyo..." Kyungsoo mengambil kotak hadiah dan memberikannya kepada Yui.
"Bukalah ini hadiah dari kakakmu" ucap Kyungsoo.
Yui memandangi kotak kecil berwarna silver itu dan membukanya.
Yui tersenyum datar saat melihat isi kotak tersebut. Yaitu sebuah rautan karakter Pororo.
Kyungsoo terus memandangi wajah Yui.
"Kau menyukai Pororo?" tanya Kyungsoo
"Bukan . Aku sangat membencinya. Dari kecil aku sangat tidak suka Pororo. Hanya hidup ditempat bersalju, tidak bisa menginjak tanah dan melihat matahari apa enaknya. Aku benci tempat yang dingin" ucap Yui.
"Ah..aku akan kerumah sakit besok. Jadi kau tidak perlu lagi datang menyuruhku lagi." lanjut Yui.
"Apa kau tidak suka kalau aku menemuimu!" tanya Kyungsoo.
"..Hanya saja aku tidak suka membebani mu" kata Yui
"Apa kau terlihat seperti beban bagiku!? Aku melakukan semua ini karena keinginanku sendiri. Tapi kalau kau terus memintaku untuk pergi aku akan pergi,aku akan tetap tinggal jika kau memintanya. Masuk dan istirahatlah." ucap Kyungsoo dan berjalan pergi menuju mobilnya.
Yui hanya memandang Kyungsoo dari belakang.
Rumah Kyungsoo
Kyungsoo meletakkan jaketnya di atas kursi kerjanya. Ia kembali melihat kotak kardus milik Yui di atas meja kerja dikamarnya.
Di mengambil sebuah foto kelulusan Yui yang sepertinya diambil gambar sendiri oleh kakaknya. Bahkan dibalik foto itu terdapat tulisan tangan seseorang yang ditujukan untuk Yui.
"Milikku yang berharga"
Kyungsoo hanya tersenyum datar melihat wajah di foto tersebut, kemudian meletakkan foto tersebut di sela sela buku agendanya.
20 menit kemudian
Ibu Kyungsoo selesai menyiapkan makan malam di meja. Ia pun bersiap memanggil Kyungsoo di kamar.
Tak ada siapapun di kamarnya Kyungsoo. Ibu melihat jaket Kyungsoo yang tidak rapi dan menaruhnya ke atas gantungan baju dan mulai merapikan meja kerja Kyungsoo. Dia pun menemukan selembar foto yang Kyungsoo taruh di dalam buku agendanya. Ibunya hanya tersenyum melihat foto tersebut dan kembali meletakannya di meja.
"Ada apa" Ucap dingin Kyungsoo
"Oh..kau sedang mandi. Ibu sudah menyiapkan makan malam. Turun dan makanlah." Ajak ibu.
"Aku sudah kenyang. Aku makan diluar tadi." Jawab Kyungsoo.
"Ah benarkah. Baiklah kalau begitu. Ibu akan turun" Ucap ibu.
Kyungsoo hanya memandangi ibunya yang pergi tanpa sepatah katapun.
***
Seoul Hospital
"Oh..kau! Yojin dongsae kan! Kau datang untuk pengecekan lebih lanjut kan!" ucap dr. Cha
"Ne . Tapi apakah kau tau dimana meja kerja Yoo Jin oppa ". Jawab Yui
"Ini meja kerja dr.Oh Yoo. Ada apa? "
"Aku akan mengemasi barang barangnya. "
"Geudae, Yui -ah bukankah kemarin dr.Do sudah mengemasi semua barang barang. Apa dia belum bertemu denganmu?"tanya dr.Cha.
"Aku tidak mengetahuinya.."
***
"Hari ini Yui sudah datang melakukan pemeriksaan. Hasil labnya akan keluar dua hari lagi." Ucap dr. Min saat memberikan dokumen pada dr.Do
dr.Do pun mengerti.
"Tentang kemarin aku tidak bermaksud.."
"Tidak apa apa aku sudah melupakan itu." Potong dr.Do pada perkataan dr.Min.
"Baiklah.."
[Rumah]
Yui tengah bersiap siap mengemasi semua barang barangnya. Hari ini dia berniat pindah dari rumahnya. Ia memilih mencari kamar apartement sederhana untuk dia sewa.
Sejenak ia memandangi rumahnya dari pintu gerbang. Meski berat tapi Yui tetap pergi sambil membawa kopernya.
Di sebuah apartemen yang tak terlalu luas dan mewah ini Yui merapikan barang barang seadanya yang dia bawa hanya pakaian dan perlengkapan kerjanya.
Tok tok..
Tokk tokk..
Yui berjalan membuka pintu apartemennya.
Seorang bibi dengan pakaian jaket tebal dan sarung tangan dari kulit sambil membawa tumpukan kertas ditangannya.
"Apartemen 101 kau penghuni baru disini." Sapa bibi tersebut sambil berjalan menerobos masuk ke dalam.
"Wahh..tempatmu sangat bersih. Kau tidak membawa banyak barang kesini."
"Apa yang bibi.."
"Heyy.. ini kau punya banyak buku. Bahkan buku masakan. Bolehkah aku pinjam." Bibi tersebut mengovrak abrik rak buku milik Yui.
"Ahjumma..bisakah kau pergi aku sedang sibuk hari ini kalau kau tidak keberatan." Potong Yui.
"Ah arrasho..ini ini adalah agenda jadwal penghuni apartement disini. Kalau tidak datang kau akan kena denda." Ucap ahjumma sambil memberikan kertas selebaran.
"Ah kau panggil aku ahjumma kim aku penghuni apartemen no 114. Karena disini lebih banyak disewa anak muda sepertimu. Jadi akulah tetua disini."terang ahjumma sambil keluar ruang apartement Yui.
"Ne, kamsahamnida." Ucap Yui lalu menutup pintu apartementnya.
"Cck..Ya! Gadis aneh. Dia menutup pintunya begitu saja." Kesal bibi Kim.
Tapi ahjumma kim tetap melanjutkan membagikan selebaran kepada setiap penghuni dengan ceria.
Penerbitan
"Editor Han, ini pekerjaan yang kau perintahkan kemarin." Ucap Yui sambil memberikan hasil kerjanya.
Editor Han pun meneliti pekerjaan Yui.
"Bagus. Aku suka."
Yui hanya tersenyum mendengarnya.
"Ah..iya ada satuhal yang sebenarnya ini sulit. Kau tau Yoon Yee Run kan." Ucap Editor Han.
"Bukannya dia penulis buku masakan terkenal itu."
"Kau benar. Sayangnya dia tidak pernah mau menerbitkan bukunya disini. Aku dengar dia sedang menyusun buku terbarunya dan dia belum memilih penerbit manapun. Mungkin kalau kau beruntung bisa membujuknya. Kau bisa mencantumkan namamu di dalam daftar bukunya."
"Benarkah. Aku bisa"tanya Yui.
"Tentu saja,tapi ini akan sulit. Editor disini pun pernah mengalaminya. Padahal jelas jelas ini kantor penerbit besar."
Yui hanya mengangguk.
***
Kantor Penulis Yoon Yee Run
Yui mendatangi receptionis dan meminta waktu untuk bertemu penulis Yoon.
"Silahkan tunggu sebentar. Saya akan hubungi penulis Yoon."
"Ne" Yui pun duduk di kursi ruang tunggu.
Tok tok
"Ne."
"Penulis Yoon ada editor dari penerbit Seonam ingin bertemu dengan anda."
"Penerbit Seonam. Tolong katakan aku tidak ingin menerbitkan disana aku sudah katakan itu."jawab Penulis Yoon
"Baik"
5 minute later~
"Maaf nona, penulis Yoon tidak ingin menerbitkan di tempat anda bekerja."
Yui pun bangkit dari tempat duduknya.
"Tapi kenapa?" Tanya Yui.
"Itu sudah ketentuan penulis dari awal." Ucap receptionis tersebut sebelum meninggalkan Yui.
Yui tidak mengerti yang ia inginkan hanya bertemu dengan penulis tersebut. Ia pun memutuskan tetap menunggu penulis Yoon.
--
Di Rumah sakit
"dr. Do Kyungsoo hasil lab untuk Yui akan keluar sore ini. Hari ini juga akan dikirim ke apartemen alamatnya. Aku dengar dia pindah ke sana " Ucap dr. Jang.
"Kau benar. Bisakah kau beri salinannya ke atas meja ku. Hari ini aku ada jadwal operasi." Ucap dr Do.
"Baiklah." Ucap dr.Jang sambil menyeruput coffenya dan berjalan pergi sambil membawa seabrek dokumen.
--
5jam kemudian
"Apa penulis Yoon belum keluar juga."Tanya Yui.
"Nona, lebih baik anda pergi. Penulis Yoon sudah bilang tidak ingin bertemu dengan anda."
"Aku hanya akan menuntut jawabannya langsung." Tegas Yui.
Ia pun men'searching' wajah penulis Yoon di internet.
Tepat saat itu seorang perempuan keluar dari lift.
Yui pun mengejar perempuan tersebut yang akan menaiki mobil hitam yang datang menjemputnya.
"Jugiyo..Penulis Yoon Yee Run" ucap Yui sambil terengah engah.
Perempuan tersebut menengok sesaat setelah membuka pintu mobil itu.
"Naneun Yui imnida. Dari penerbit Seonam." Lanjut Yui dengan nafas tergesa gesa.
Perempuan tersebut melihat Yui.
(Flashback)
Ia melihat selembar foto terjatuh dari dalam buku. Dan meletakkannya kembali.
"Aku tidak ingin memaksa anda untuk menerbitkan buku dipenerbitan kami. Tapi aku hanya butuh jawaban kenapa anda tidak mau menerbitkan buku di tempat kami." Tanya Yui langsung.
"Kau sudah makan siang?"
"Ne?" Yui bingung.
"Kau menungguku dari pagi hari, ikutlah denganku kita makan siang" Ajak penulis Yoon.
Yui pun semakin bingung
--
CAFE terdekat
"Pilihlah menu yang kau suka." Ucap penulis Yoon memberikan menu pada Yui.
Yui pun melihat menu yang ada di daftar menu.
Sedangkan penulis Yoon tampak memandangi Yui yang tak sadar dilihat.
Yui mendongakan kepalanya
"Aku sudah memilih makanan ku."ucap Yui
Penulis Yoon pun tersadar dan segera memesan makan nya.
"Kau bilang namamu Yui." Tanya penulis Yoon memastikan.
"Ne. Oh Yui " Ucap Yui.
"Aku editor baru di Penerbit Seonam." Lanjut Yui.
"Kenapa kau menungguku selama itu. Bukankah sudah ku bilang aku tidak ingin menerbitkan buku disana." Tanya Penulis Yoon.
"Aku hanya ingin mendengarnya langsung dari anda alasannya. Hanya itu ..
"Apa kau sakit.. "sela penulis Yoon.
"Ne? " Yui merasa tak mengerti.
"Hidungmu berdarah"
Yui baru tersadar dan memegang hidungnya yang mengeluarkan darah.
Penulis Yoo segera mengambil sapu tangan dan mendekati Yui. Dia menyuruh Yui mendongakkan kepalanya dan dengan sapu tangannya menutup hidung Yui agar tak banyak darah yang keluar.
Yui segera memegang sendiri sapu tangan tersebut dia pun meminta izin untuk ke toilet.
Yui segera menuju wastafel di sana ia segera menyalakan kran dan membasuh hidungnya. Terlihat cairan berwarna merah masih keluar dari hidungnya. Meskipun tak sebanyak tadi.
Ia segera bergegas kembali setelah pendarahannya terhenti.
"Maafkan aku" ucap Yui menunduk.
"Kau tidak apa apa? Apa kau mau ke rumah sakit? " Tanya Penulis Yoon.
Yui hanya tersenyum dan mengatakan dirinya baik baik saja.
Penulis Yoon pun menyuruh Yui segera makan makanannya sebelum pulang dan beristirahat.
"Terimakasih. Untuk makanannya." Ucap Yui sebelum berpisah di depan restoran.
"Tunggu, sebagai gantinya karena aku menolak menerbitkan buku di tempatmu. Aku akan mengantarkanmu pulang." Ucap Penulis Yoon.
"Tidak, itu tidak perlu." Tolak Yui.
"Aku mohon jangan menolak." Ucap Penulis Yoon yang membuat Yui mau tidak mau akhirnya ikut masuk ke dalam mobil.
---
"Dokter Do hasil lab nya sudah keluar aku menaruhnya di mejamu." Ucap dr.Jang saat bertemu dr Do yang baru saja keluar dari ruang operasi.
"Baik. Aku akan melihatnya." Ucapnya kemudian bergegas menuju meja kerjanya.
Ia langsung mengambil amplop tersebut dan membaca hasil lab.
Dengan tergesa ia mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
Drrt drrt..
"Yoboseo"
"Neo eodiga?" Tanya dr.Do K
"Waeyo?
"Kau dimana?" Ulang Kyungsoo
"Aku diperjalanan pulang kerumah"
Tutt..tuutt.
Dengan sigap Kyungsoo mengganti baju operasi dengan kemeja putihnya dan berlari menuju mobilnya.
Hampir seperti tak sadar ia memacu hingga kecepatan penuh.
---
"Kau bilang tinggal di Apartemen daerah Seongnam. Bangunan disini terlihat seperti sudah lama." Ucap penulis Yoo
"Benar. Aku baru pindah beberapa hari lalu."
"Jadi kau tidak tinggal bersama orang tuamu."
Yui tak menjawabnya dan hanya tersenyum.
"Disini saja." Ucap Yui
Mobil pun berhenti dan Yui segera turun dari mobil.
"Terimakasih atas tumpangannya. Aku sangat berterimakasih dan aku juga mengerti alasan anda tidak mau menerbitkan di tempat kami." Yui memberi hormat dan segera pergi berjalan menyebrangi jalan menuju akam gedung apartemen.
Tepat saat mobil akan berjalan pergi sebuah mobil kencang berhenti tepat di depan Yui.
Seorang pria dengan kemeja putih segera berlari keluar dari dalam mobil tersebut.
Dengan cepat dia memeluk erat Yui tanpa berkata kata sedikitpun.
Yui hanya terdiam sesaat.
Hingga ia merasakan pria tersebut memeluknya sangat erat.
"Kau baik baik saja?" Tanya Yui serak.
"Semuanya baik baik saja."balas pria tersebut.
Seakan mengerti apa yang terjadi Yui segera memberi jarak untuk melepaskan pelukan tersebut.
Dengan sedikit tersenyum Yui menatap wajah Kyungsoo yang membeku.
"Seberapa parah?" Tanya Yui.
Tak mendapat jawaban membuat Yui semakin tersenyum.
"Appa eomma oppa bukannya aku akan segera bertemu." meski tersenyum air mata Yui pun ikut berjatuhan di pipinya.
Kyungsoo pun menyapu air mata Yui dengan jari tangannya.
Yoon yeerun tampak mekihat kejadian tersebut dan mengenali sosok lelaki tersebut meski hanya sekilas karena mobilnya melaju.
---
(Bersambung..)
Noted:
Lanjut tidak ya? Komen di bawah ya.