Lembaran baru untuk ku berbagi cerita. Jujur saja kadang aku sendiri tak tahu harus bicara dengan siapa. Mungkin tak semua orang pahami perasaan ini. Ini bukan perasaan galau karena putus cinta ataupun karena dia 'seseorang'.
Lebih tepatnya tentang perasaan diriku. Betapa tidak bersyukurnya aku. Semua hal baik telah Allah berikan padaku.
Jika diriku lupa dan terus mengeluh. Coba buka lembaran ini dan ingatlah sekali lagi.
Saat itu pulang dari tempat kerja. Aku sempatkan pergi ke sebuah toko sepatu di pinggir jalan. Seorang kakek tua menuntun sepeda onthel tuanya menuju toko yang sama. Beliau berniat membeli sandal saat tak sengaja aku dengar percakapan beliau dengan pramuniaga toko tersebut. Sang pramuniaga dengan baik pun menunjukan contoh2 sandal kepada sang kakek.
Entah kenapa hati ku kadang langsung luluh dengan hal hal seperti itu. Melihat seseorang yang dengan sudah renta pergi mengayuh sepeda demi membeli sebuah sendal.
Usai aku membeli sendal untukku aku pun pulang. Dan kakek tersebut juga sudah selesai. Ditaruhnya plastik sendalnya di stang sepeda. Dan ia pun kembali menuntun sepedanya menyebrangi jalan. Tampak bahagianya beliau.
Sungguh aku bukan merasa kasihan. Tetapi betapa sederhananya kebahagian untuk mereka. Jauh dari itu rasa kagumku sangat besar, hidup sederhana tetapi penuh syukur luar biasa.